Friday, February 19, 2016

Mengungkap Budaya Unik di Balik Perayaan Cap Go Meh Kota Bengkayang

haiii guys..... selamat datang di postingan pertama gw..
seperti yang kalian tau, di postingan gw kali ini merupakan tugas kuliah gw dari dosen mata kuliah filsafat... filsafat??? uuuu la la... mata kuliah yang terlalu mengada-ada tapi memang ada... kata dosen gw tuh filsafat ada sebelum ilmu lain ada, ya bisa dibilangnya mbahnya dari semua ilmu lah.... hmmmm....by the way sebelum kalian tertuju langsung pada tugas kuliah gw mending kalian baca dulu kenapa gw bisa bikin paper kaya gini... dosen sih cuma nyuruh gw dan temen-temen yang lain buat cari artikl tentang kebudayaan terus kaitin dah tuh ama apa yang do'i ajarin selama satu semester. yups, paper ini paper buat UAS. keliatan sedehana sih. tapi dosen gw tuh mau yang perfect, kata do'i biar belajarnya gak sia-sia. iyain ajalah biar cepet..... hehe
terus gw ama temen-temen coba cari di koran, alhasil nihil... hufft
terus dilanjutin ke enginering machine tau sendiri lah, mahasiswa yah paling demen kalo nyambangin si mbahnya para civitas academic.. yuppp MBAH GOOGLE.. :)
lah paper yang gw share ini udah berupa paper final nih guys, udah gw serahin pula ke dosen filsafat gw
alhamdulillah dengan bantuan paper gw ini, gw dapet nilai B di KHS gw, yaaa lumayan lah dari pada gw dapet c, ngulang deh kayaa yang lain.. ohh god..
sekian deh guys cuap-cuap gw soal sejarah paper ini, thanks juga buat yang udah nulis artikel asli yang gw pake.. ngebantu banget dah ahh....
selamat membaca

oiyaaa... jangan full lo copy paste mentah-mentah ya!! gw mikir pake otak kali jangan lo main ambiil aje... oke???

FILSAFAT ILMU
Mengungkap Budaya Unik di Balik Perayaan Cap Go Meh Kota Bengkayang

Sihol Farida Tambunan, SS, M. Hum

Oleh:
Ika Septia Ningrum                                  4825xxxxxx

Sosiologi Pembangunan kelas B

Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
2014

Mengungkap Budaya Unik dengan menggunakan kesadaran subjek yang aktif terhadap objek di Balik Perayaan Cap Go Meh Kota Bengkayang


Seperti umumnya masyarakat sebagai subyek yang aktif kesadarannya, juga termasuk ontology karena masyarakat terdiri dari beberapa manusia yang  mempunyai wujud, dan dapat ditangkap dengan indera baik penglihatan, peraba, dan perasa yang termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, perayaan Tahun baru Imlek merupakan idealisme, apabila dikaitkan dengan idealisme menurut Plato, perayaan tahun baru Imlek berawal dari Dunia Ide dan oleh masyarakat tionghoa dijadikan sebagai peringatan merupakan implikasi dari Dunia Materi merupakan salah satu tradisi atau berawal dari sebuah ide atau pemikiran subyek yang aktif dan diterima oleh masyarakat kemudian dilaksanakan sebagai kebiasaan, yang juga selalu dirayakan yang berarti empirisme karena selalu dilakukan berulang-ulang tanpa mengolah atau memproses kembali budaya atau ilmu pengetahuan yang sudah ada tersebut, kesadaran subjek pasif karena melakukan budaya tanpa mengolah atau memproses terlebih dahulu apa yang sudah ada oleh seluruh lapisan yang bersifat metafisika karena ‘ada’ yang berada melampaui alam fisika masyarakat Tionghua di Bengkayang setiap tahunnya.  Dan Cap Go Meh ialah ide subyek yang secara sadar dan aktif mengolah atau memproses budaya atau ilmu pengetahuan kemudian melaksanakannya menjadi sebuah tradisi perayaan Budaya yang unik dan merupakan bagian dari serangkaian perayaan Tahun Baru Imlek tersebut.
Artikel termasuk ontology karena bendanya kongkrit atau berwujud dan dapat ditangkap dengan panca indera berupa kertas yang terdapat bacaan akan menceritakan secara res cogitan atau dengan cara mengajak kita mengingat tentang perisitwa yang sudah pernah terjadi, karena artikel ini bercerita berdasarkan keadaan yang sudah ada bagaimana kentalnya tradisi dan budaya Cap Go Meh serta perayaannya yang tergolong unik dan langka di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Berikut adalah sedikit mengenai sejarah yang empirisme karena subjek secara pasif menangkap pengetahuan secara langsung dari objek tanpa mengolah menjadi pengetahuan baru juga termasuk aposteori karena sejarah sudah pernah terjadi di masa lalu dan pembaca hanya memperoleh pengetahuan dengan membaca tanpa mengolah atau memproses kembali menjadi pengetahuan baru bagaimana asal mula Cap Go Meh.
Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat Tiongkok yang dianggap dengan kesadaran subjek pasif, karena hanya menerima tanpa memikirkan atau mengolah bagaimana budaya atau ilmu pengetahuan itu ada atau muncul sebagai ungkapan rasa syukur subjek yang kesadarannya aktif karena subjek mengetahui apa yang subjek dapatkan kepada Yang Maha Kuasa yang bersifat metafisika karena bersifat transenden atau melampaui yang ada, abstrak dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera atas hasil panen yang bersifat ontology karena berwujud atau kongkrit, dapat di tangkap oleh panca indera misalnya padi dan jagung dan sekaligus harapan yang bersifat metafisika karena bersifat abstrak, ‘ada’ namun keberadaannya melampaui alam fisik,  rasionalisme karena kesadaran subjek aktif agar musim berikutnya sebjek memperkirakan terhadap sesuatu yang belum atau akan terjadi yang disebut apriori memperoleh hasil yang lebih baik atau axiology atau hakikat yang mengandung nilai moral baik.
Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan Cap Go Meh. Sehingga dalam tradisi Tionghoa berarti malam ke-15 merupakan puncak perayaan Imlek dan Cap Go Meh akan dirayakan secara khusus. Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini pun dimaksud untuk menangkal gangguan atau kesialan yang sengaja dilakukan oleh subjek yang aktif kesadarannya. Pengusiran roh-roh jahat termasuk kedalam metafisika yang transenden karena melampaui yang ada, juga axiology karena mengandung nilai moral yang tidak baik dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung.
Apa itu tatung?
Tatung merupakan ontology karena media yang dimaksud adalah manusia dan manusia itu berwujud, dan dapat ditangkap oleh panca indera, metafisika karena selain manusia atraksi ini melibatkan roh yang bersifat transenden melampaui yang ada dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera merupakan media utama Cap Go Meh.
Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistis dan menegangkan, karena banyak orang yang akan “kesurupan” yang termasuk metafisika karena melibatkan roh yang bersifat abstrak, dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera, dan merupakan ontology karena melibatkan manusia sebagai media utama dalam pertunjukkan kemudian oleh roh-roh yang dalam kepercayaan atau subjek yang aktif kesadarannya termasuk juga metafisika karena berkaitan dengan sesuatu yang transenden atau melampaui yang ada dalam kepercayaan orang Tionghoa adalah Dewa-dewa yang termasuk metafisika karena bersifat transenden, abstrak dan tidak dapat ditangkap dengan indera dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung yang dilakukan subjek dengan rasionalismenya dipimpin oleh ketua tatung yang sengaja mendatangkan roh - roh dewa untuk merasuki orang-orang terpilih tersebut.
Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik termasuk metafisika karena bersifat transenden juga teermasuk axiology karena mengandung nilai moral yang baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat dan diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, dan orang suci lainnya.
Roh-roh yang dipanggil hanya akan merasuki orang-orang terpilih, yang dalam hal ini adalah orang yang merupakan keturunan dari keluarga yang turun temurun mewariskan yaitu subjek yang aktif kesadarannya dengan sengaja memberi ilmu kepada keturunannya untuk dapat dirasuki oleh dewa-dewa, dan mereka yang telah melalui berbagai ritual yang termasuk ontology karena media yang digunakan dapat berupa buah-buahan, hewan, ataupun makanan yang merupakan benda kongrit dan dapat ditangkap oleh panca indera, metafisika karena berhubungan dengan sesuatu yang bersifat transenden dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera, idealisme karena berawal dari ide manusia dan telah memenuhi syarat dalam tahapan yang dibutuhkan untuk memiliki ilmu tersebut. Para Tatung diwajibkan berpuasa dengan keadaan subjek yang sadar dan menjadi vegetarian selama tiga hari tiga malam sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan.
Dalam atraksinya tepat di hari Cap Go Meh, Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah diluar kemampuan manusia normal pada umumnya, ada yang menginjak-injak sebilah mata pedang atau pisau yang merupakan hylemorphisme yaitu perubahan wujud benda dari suatu benda menjadi benda lain juga termasuk ontology, karena merupakan benda kongkrit atau berwujud dan dapat di tangkap oleh panca indera, ada pula yang secara res extensa atau secara nyata dapat dilihat oleh orang-orang yang menonton pertunjukkan menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri.
Anehnya para Tatung itu secara res extensa sedikit pun tidak tergores atau terluka ketika benda-benda tajam yang bersifat ontology karena bersifat kongkrit, berwujud dan dapat ditangkap dengan panca indera tersebut tertancap di tubuh mereka.
Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah. Hal unik lainnya dalam perayaan Cap Go Meh di Bengkayang ini yaitu arak-arakan tatung tersebut tidak hanya berasal dari etnis Tionghoa, namun juga mereka dari etnis Dayak juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual upacara “Kesurupan” para tatung mirip upacara adat etnis Dayak.
“Percaya tidak percaya” atau skeptic atau dengan keragu-raguan subjek yang secara sadar kepada objek mungkin ini adalah kalimat yang dapat dilontarkan melalui artikel ini, karena memang begitu adanya, Percaya tidak percaya, begitulah perayaan Cap Go Meh dilakukan di Kabupaten Bengkayang, dengan berbagai pertunjukan arak-arakan Tatung yang beratraksi di sepanjang jalanan raya dan menjadi hiburan serta tontonan seluruh penduduk setempat. Budaya ini dengan keaktifan dan kesadaran subjek akan terus dilestarikan dan sudah menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia demi menjaga kekayaan Adat, Tradisi, dan Budaya Negeri Indonesia yang kita cintai ini.

LIKE, COMMENT AND SUBSCRIBE
                  
Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2014/10/07/mengungkap-budaya-unik-dibalik-perayaan-cap-go-meh-kota-bengkayang-678773.html

No comments:

Post a Comment